PLOT
CERITA
Taree Zameen Par ini menceritakan tentang seorang
anak yang bernama Ishaan Nandkishore
Awasthi yang akrab dipanggil Ishaan.
Ishaan adalah seorang anak sekolah dasar kelas 3 yang bodoh. Karena terlalu
bodohnya ishaan sudah tidak naik kelas selama 2 tahun. Ishaan sendiri tidak
seperti anak-anak seusianya yang sudah bisa membaca dan menulis, ia sangat
sulit membaca dan menulis bahkan disaat melihat tulisan ia seakan akan melihat
tulisan itu seperti menari.
Karena disekolah
ishaan tidak terlihat ada kemajuan maka kepala sekolah pun memanggil kedua
orang tua nya. dan memutuskan ishaan tidak akan naik kelas lagi dan terpaksa
akan dikeluarkan. Dan sebelum akhir periode belajar ayah ishaan pun memutuskan
untuk mengirimkan ishaan untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah asrama yang
mengutamakan kedisiplinan. Disana lah ia merasa ditinggalkan oleh keluarganya.
Diasrama barunya
Ihsaan di perlakukan sama dengan di sekolah lamanya, setiap guru yang
mengajarnya tidak ada yang mengerti kondisi yang di alami oleh Ihsaan. Di
asrama ini Ihsaan sering mendapatkan tekanan dari guru-gurunya dan
teman-temannya. Di sekolah baru / asrama oleh gurunya Ihsaan diminta untuk
menerjemahkan isi dari sebuah puisi yang dibacakan temannya, tapi gurunya tidak
suka dengan pendapatnya, padahal Ihsan menjelaskan isi puisi tersebut dengan
sangat benar, berdasarkan pendapatnya. Dengan perlakuan kasar yang di berikan
guru-gurunya Ihsan menjadi lebih defresi lagi, ia membuang semua buku-bukunya
dan selalu merasa ketakutan, ia merasa dirinya tidak ada yang peduli, merasa
sendiri, dan hilangnya percaya diri.
Hingga datang
seorang guru yang enerjik mengajar kesekolah tersebut. Ia bernama Ram Shankar Nikumbh (Amir Khan). Ram Shankar Nikumbh adalah sebagai guru
pengganti di sekolah itu dan dia juga mengajar di sebuah sekolah yang menangani
Anak Berkebutuhan Khusus. Pada awalnya Ram tidak begitu memperhatikan Ihsaan
tapi lama-kelamaan ia mulai memperhatikan Ihsaan. Melihat kondisi ihsaan Ram
prihatin. Ram merasa Ihsan sedang membutuhkan bantuan itu dia lihat dari sorot
pandang mata Ihsan. Hingga akhirnya ia mendatangi rumah orang tuanya ihsaan
untuk mendapatkan beberapa informasi yang ia butuhkan.
Disana Ram
melihat semua tulisan ihsaan, dan sangat terkejut sekali ketika ia melihat
lukisan-lukisan Ihsan yang sangat indah dan mengandung makna. Ihsaan
mengungkapkan perasaannya lewat lukisan-lukisan yang ia buat. Ram meminta
bukubuku Ihsan yang dahulu di keluarka dan ia pun mendapati bahwa tulisan Ihsan
mempunyai kesalahan yang sama pada setiap bukunya, seperti :
tertukarnya huruf b dengan d,
terbaliknya tulisan hurup s dan R, menulis hurup h dan t seperti menulis di
balik cermin, dan kesalahan-kesalahan dalam menuliskan ejaan bila di dikte. Ram
berpendapat bahwa Ihsaan mengalami kesulitan dalam mengenali huruf, menurt Ram,
Ihsan tidak dapat membaca tulisan dan tidak dapat mengenali karakter dari
setiap tulisan, jadi dia tidak mengerti apa artinya. Ram mengatakan kepada
kedua orang tua Ihsan, bahwa orang yang mengalami kesulitan dalam membaca dan
menulis disebut Disleksia.
Ciri-ciri Disleksia menurut Ram adalah :
1.
Kesulitan
dalam mengikuti beberapa instruksi
2.
Tidak
dapat menggunakan motorik halusnya dengan baik, seperti kesulitan dalam
mengancingkan bajunya, atau mengikat tali sepatunya.
3.
Tidak dapat menghubungkan ukuran, jarak dan
kecepatan, seperti tidak dapat menangkap lemparan bola.
4.
Tidak
dapat melakukan hal-hal yang seharusnya dapat di lakukan oleh anak seusianya.
Bila anak
mengalami hal-hal di atas maka rasa percaya diri anak tersebut akan hilang,
sering melakukan pemberontakan. Dan anak tersebut akan menyembunyikan segala
kekurangannya dengan ketidak taatan dan senang membuat kerusuhan dimana saja.
Dan tidak mau mengakui bahwa “ia tidak bisa” tetapi ia akan mengatakan “”aku
tidak mau”.
Ibunya Ihsaan
bertanya mengapa harus Ihsaan?
Disleksia dapat terjadi kepada siapa saja,
kadang-kadang disebabkan oleh faktor genetik, bisa juga karena terdapat masalah
pada sinep-sinep otak anak tersebut. Meskipun demikian setiap anak disleksia
mempunyai pemikiran yang tajam dan mempunyai imajinasi yang kuat dan mereka
adalah orang yang berbakat bahkan lebih berbakat dari orang-orang normal.
Setelah mengerti masalah yang dihadapi Ihsaan,
Ram menceritakan kepada Ihsaan dan teman-temannya didalam kelasnya beberapa
kisah tentang orang-orang yang pernah mengalami Disleksia yang tidak dapat
membaca dan menulis namun mereka berusaha dengan keras untuk mencoba belajar
dan memahami tentang hurup walaupun huruf-huruf atau kata-kata itu adalah musuh
bagi orang-orang Disleksia, menurut orang-orang disleksia huruf-huruf itu
bagaikan menari-nari di pelupuk matanya dan begitu menakutkan dan menyiksa diri
mereka, otak mereka penuh dengan hal-hal yang tidak mungkin, alfabet seperti
sedang menari di ruang disko begitu anggapan mereka. Orang-orang menertawakan
anak-anak yang mengalami Disleksia karena anak-anak Disleksia umumnya suka
memikirkan / melamuni hal-hal yang tidak masuk akal, walaupun seperti itu
mereka tetap berani menghadapinya, siapa sangka anak-anak Disleksia tersebut
akan menjadi orang-orang besar dan terkenal dengan pemikiran-pemikiran anehnya,
siapa saja orang-orang yang terkenal tersebut? diantaranya :
Albert Einstein, seorang ilmuan
besar populer dengan teori-teorinya yang menakjubkan. Seperti teori
Relativitas.
Leonardo Da Vinci, pencipta
Helikoptor pada abad ke 15. 400 tahun sebelum adanya pesawat. Lionardo menulis
seperti menulis dibalik cermin (semua tulisannya terbalik).
Thomas Alva Edison, seorang
penemu listrik.
Abhishek Bachchan, seorang artis terkenal di
India.
Pablo Picasso, seorang pelukis
terkenal, ia tidak pernah memahami angka 7.
Walt Disney, pencipta kartun
Mickey Mouse, ia kesulitan dalam membaca maka dia menuangkan kehidupan kedalam
dunia kartun.
Neil Diamon, penyanyi terkenal.
Agatha Christie, seorang penulis
buku misteri.
Ram memberikan
cerita-cerita ini agar Ihsan termotivasi untuk maju dan berani dalam menghadapi
segala kesulitan yang dia hadapi. Ram juga mengatakan kepada Ihsan bahwa ia pun
dahulu mengalami hal yang sama dengan orang-orang yang dia ceritakan. Semua
harapan Ram terjawab dengan apa yang dilakukan oleh Ihsan, Ia membuat sebuah
kapal kecil yang dapat bergerak di air, semua itu karena Ihsan memang memiliki
daya imajinasi yang kuat.
Menurut Ram, Ihsan adalah siswa yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Hanya saja dia membutuhkan sedikit
bantuan, menurut Ram semua anak di dunia ini memiliki hak yang sama untuk
belajar, tak perduli dengan kekurangan yang mereka miliki. Sesuai dengan hukum
negara “pendidikan untuk semua skema” dimana hukum ini memberikan hak yang sama
di dalam dunia pendidikan.
Dan ia pun memulai mengajarkan ihsan
dengan penuh kesabarannya, Ram mengajarkan Ihsan 2 atau 3 jam dalam minggu. Semua
itu dilakukan Ram terhadap Ihsan, sehingga Ihsan secara perlahan tapi pasti
dapat membaca, menulis dan berhitung, sebuah penanganan yang menakjubkan dari
usaha seorang guru dalam mengajarkan anak didiknya.
Ram mengadakan
perlombaan melukis, dan ia mengajak semua kalangan untuk berpartisipasi pada
perlombaan tersebut, mulai dari semua anak didik, guru-guru dan semua orang.
Dan semua orang mengikuti perlombaan tersebut tak terkecuali Ihsan. Dan di
akhir perlombaan Ihsaan dan Ram lah yang menjadi pemenang, karena lukisan
mereka berdualah yang paling bagus. Tapi pemenangnya tetap Ihsan dengan alasan
tidak mungkin seorang guru menang dari muridnya.
KESIMPULAN
Dari melihat film ini saya menyimpulkan
bahwa gangguan Disleksia tidak bersifat permanen karena Disleksia dapat di
sembuhkan dengan memberi perhatian yang lebih, memberikan kasih dan sayang,
menumbuhkan rasa percaya diri, dan anak diajarkan dengan cara atau metode yang
sesuai dengan yang di butuhkan anak Disleksia
PESAN
FILM
Jangan memandang kepintaran
(kecerdasan) seorang anak dari CALISTUNG (Baca, Tulis dan Berhitung) nya,
karena masih banyak lagi jenis kecerdasan yang lain.
Terimalah kondisi anak, bila
memang anak anda tersebut tergolong Anak Berkebutuhan Khusus
.
Berilah perhatian kepada anak
yang mengalami Disleksia atau pun anak yang tergolong ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus) yang lain.
Bawalah suasana belajar anak
kedalam suasana bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain.
No comments:
Post a Comment