Marga T
PLOT CERITA
Leo seorang
mahasiswa fakultas kedokteran. Ia berwajah tampan dan dikenal sebagai seorang
playboy. Karena penampilannya demikian, temannya, Rudi dan Hanifah
mengajaknya taruhan 100 ribu rupiah bila dalam tempo 1 tahun Leo dapat bertunangan
dengan Sisca, adiknya Johnny. Johnny sendiri dalah seorang mahasiswa
arsitektur. Usaha Leo yang pertama ialah mengikut Johnny ke gunung, tempat
kesenangan Sisca. Leo mengetahui bahwa saat itu Sisca sedang patah hati ditinggal kekasihnya menikah di Jerman.
Leo mencoba
menarik hati Sisca dengan berpura-pura benci kepada wanita. Malah menuduh Sisca
sebagai setan perempuan, dan pulang duluan. Bosan dengan kekecewaannya Sisca
akhirnya memutuskan untuk mengajar
kembali di sekolah Taman Kanak-kanak. Leo tetap berusaha untuk mendekati
Sisca. Ketika tante kosnya membutuhkan
guru privat anaknya, Leo membujuk Johnny agar Sisca menerima tawaran
itu dan Sisca pun mau. Tiap selesai memberi les Sisca diantar Leo pulang,
sehingga hubungan mereka pun membaik. Menjelang Paskah Sisca dan kakaknya
berlibur ke vila. Leo pun diajak. Persahabatan Leo dan Sisca pun makin intim. Untuk
mengetahui apakah benih cinta Sisca kepada Leo sudah tumbuh, Leo pura-pura
mengalami kecelakaan. Tapi sikap Sisca biasa-biasa saja. Setelah dikatakan
Johnny bahwa Leo mungkin menjadi lumpuh padahal
ia sudah tingkat terakhir, barulah
Sisca menyatakan bahwa ia
mencintai Leo. Namun
akhirnya Sisca mengetahui bahwa ia dijadikan taruhan
antara Leo dengan Rudi dan Hanifah. Dengan tabah Sisca mengatakan kepada
Leo agar kemenangan taruhan dibagi 2 dan hubungan mereka berakhir setelah
bertunangan.
Walaupun Leo
telah mengatakan bahwa ia sungguh-sungguh mencintai Sisca namun Sisca tetap
tidak mau percaya tak mau melanjutkan pernikahan. Lagi pula keduanya dikatakan
menderita diabetes yang tak boleh menjadi suami-istri. Karena Sisca tak
menggubris penjelasannya, Leo memutuskan untuk memberikan hasil taruhan kepada
yatim piatu. Dalam perayaan Natal Sisca berjumpa dengan Helmi, pianis yang
bekerja di nite club ayah Sisca. Ia tertarik dan meminta Helmi untuk menjadi
guru pianonya.
Helmi memaksa
Sisca menikah dengan dia. Helmi mengancam bila Sisca tidak mau, ia akan
membuka rahasia ayah Sisca kepada ibunya yang sakit jantung, bahwa Maria (adik
Helmi) adalah wanita peliharaan ayah Sisca. Demi kesehatan ibunya Sisca
terpaksa menikah dengan Helmi. Namun mereka tidak bahagia karena ternyata Helmi
pria bajingan. Kalau tidak karena ibu dan anaknya sudah lama Sisca hendak
bercerai.
Menjelang usia 2
tahun Cosa meninggal dunia. Walaupun ibu Leo menyediakan Isti untuk dijadikan istrinya
namun Leo tetap menolak karena cintanya tetap kepada Sisca. Setelah ibu Sisca
mengetahui hubungan suaminya dengan Maria dan Cosa kesayangan telah meninggal
Sisca pun menuntut perceraiannya dengan Helmi. Melihat kesempatan itu Leo pun
mendekati Sisca. Sisca pun terbuka matanya, bahwa Leo
betul-betul mencintainya dan ternyata pula bahwa Leo tidak menderita
diabetes, diputuskanlah untuk hidup berpadu dengan Leo. Setelah cinta mereka
berpadu sebagai suami-istri, maka berakhirlah
badai yang melanda kehidupan Sisca.
PESAN CERITA
Mungkin diantara
kita sudah pernah membaca dan menonton film “Badai Pasti Berlalu” karangan
Marga T. Seingat aku Novel ini dirilis sekitar Maret 1974 dan kemudian
difilmkan tahun 1977 yang disutradarai oleh Teguh Karya. Novel ini sempat pula
dimuat di harian Kompas dari tanggal 5 Juni 1972 hingga 2 September 1972.
Untuk pertama
kalinya saya membaca novel ini sekitar tahun 1998, dengan gaya bahasa yang
lugas serta menampilkan ketegangan-ketegangan dalam setiap alur cerita, membuat
setiap pembaca enggan untuk menyisakan setiap alur dalam membacanya.
Ada beberapa
catatan menarik yang perlu kita petik bahwa cerita ini Indonesia banget;
artinya bahwa hal seperti ini berangkat dari kenyataan hidup yang terjadi
dimasyarakat. Membangun kehidupan rumah tangga ato keluarga bukanlah masalah
sepeleh tetapi melibatkan banyak unsur di dalamnya. Mungkin dalam novel ini
kita boleh bilang cinta menjadi fondasi utama tetapi jelas bahwa untuk itu pula
cinta bukanlah satu-satunya alasan untuk kebahagian itu. Banyak hal yang harus
dipertaruhkan demi sebuah kebahagiaan. Kebahagian itu bukan berarti tanpa air
mata; melainkan kebahagian itu menjadikan setiap air mata aliran kebahagian
tanpa ada penyesalan dikemudian hari.
No comments:
Post a Comment