Sunday, October 6, 2013

BADAI PASTI BERLALU


Marga T
PLOT CERITA
Leo seorang mahasiswa fakultas kedokteran. Ia berwajah tampan dan dikenal sebagai  seorang  playboy. Karena penampilannya demikian, temannya, Rudi dan Hanifah mengajaknya taruhan 100 ribu rupiah bila dalam tempo 1 tahun Leo dapat bertunangan dengan Sisca, adiknya Johnny. Johnny sendiri dalah seorang mahasiswa arsitektur. Usaha Leo yang pertama ialah mengikut Johnny ke gunung, tempat kesenangan Sisca. Leo mengetahui bahwa saat itu Sisca sedang patah hati  ditinggal kekasihnya menikah di Jerman.
Leo mencoba menarik hati Sisca dengan berpura-pura benci kepada wanita. Malah menuduh Sisca sebagai setan perempuan, dan pulang duluan. Bosan dengan kekecewaannya Sisca akhirnya memutuskan untuk mengajar  kembali di sekolah Taman Kanak-kanak. Leo tetap berusaha untuk mendekati Sisca. Ketika tante  kosnya  membutuhkan  guru privat anaknya, Leo membujuk Johnny agar Sisca menerima tawaran itu  dan Sisca pun mau. Tiap selesai  memberi les Sisca diantar Leo pulang, sehingga hubungan mereka pun membaik. Menjelang Paskah Sisca dan kakaknya berlibur ke vila. Leo pun diajak. Persahabatan Leo dan Sisca pun makin intim. Untuk mengetahui apakah benih cinta Sisca kepada Leo sudah tumbuh, Leo pura-pura mengalami kecelakaan. Tapi sikap Sisca biasa-biasa saja. Setelah dikatakan Johnny bahwa Leo mungkin menjadi lumpuh padahal  ia sudah  tingkat terakhir,  barulah  Sisca  menyatakan bahwa ia mencintai  Leo.  Namun  akhirnya Sisca mengetahui bahwa ia dijadikan  taruhan  antara Leo dengan Rudi dan Hanifah. Dengan tabah Sisca mengatakan kepada Leo agar kemenangan taruhan dibagi 2 dan hubungan mereka berakhir setelah bertunangan.
Walaupun Leo telah mengatakan bahwa ia sungguh-sungguh mencintai Sisca namun Sisca tetap tidak mau percaya tak mau melanjutkan pernikahan. Lagi pula keduanya dikatakan menderita diabetes yang tak boleh menjadi suami-istri. Karena Sisca tak menggubris penjelasannya, Leo memutuskan untuk memberikan hasil taruhan kepada yatim piatu. Dalam perayaan Natal Sisca berjumpa dengan Helmi, pianis yang bekerja di nite club ayah Sisca. Ia tertarik dan meminta Helmi untuk menjadi guru pianonya.
Helmi  memaksa  Sisca menikah dengan dia. Helmi mengancam bila Sisca tidak mau, ia akan membuka rahasia ayah Sisca kepada ibunya yang sakit jantung, bahwa Maria (adik Helmi) adalah wanita peliharaan ayah Sisca. Demi kesehatan ibunya Sisca terpaksa menikah dengan Helmi. Namun mereka tidak bahagia karena ternyata Helmi pria bajingan. Kalau tidak karena ibu dan anaknya sudah lama Sisca hendak bercerai.
Menjelang usia 2 tahun Cosa meninggal dunia. Walaupun ibu Leo menyediakan Isti untuk dijadikan istrinya namun Leo tetap menolak karena cintanya tetap kepada Sisca. Setelah ibu Sisca mengetahui hubungan suaminya dengan Maria dan Cosa kesayangan telah meninggal Sisca pun menuntut perceraiannya dengan Helmi. Melihat kesempatan itu Leo pun mendekati Sisca. Sisca pun terbuka matanya, bahwa  Leo  betul-betul mencintainya dan ternyata pula bahwa Leo tidak menderita diabetes, diputuskanlah untuk hidup berpadu dengan Leo. Setelah cinta mereka berpadu sebagai  suami-istri, maka  berakhirlah  badai yang melanda kehidupan Sisca.

PESAN CERITA
Mungkin diantara kita sudah pernah membaca dan menonton film “Badai Pasti Berlalu” karangan Marga T. Seingat aku Novel ini dirilis sekitar Maret 1974 dan kemudian difilmkan tahun 1977 yang disutradarai oleh Teguh Karya. Novel ini sempat pula dimuat di harian Kompas dari tanggal 5 Juni 1972 hingga 2 September 1972.
Untuk pertama kalinya saya membaca novel ini sekitar tahun 1998, dengan gaya bahasa yang lugas serta menampilkan ketegangan-ketegangan dalam setiap alur cerita, membuat setiap pembaca enggan untuk menyisakan setiap alur dalam membacanya.
Ada beberapa catatan menarik yang perlu kita petik bahwa cerita ini Indonesia banget; artinya bahwa hal seperti ini berangkat dari kenyataan hidup yang terjadi dimasyarakat. Membangun kehidupan rumah tangga ato keluarga bukanlah masalah sepeleh tetapi melibatkan banyak unsur di dalamnya. Mungkin dalam novel ini kita boleh bilang cinta menjadi fondasi utama tetapi jelas bahwa untuk itu pula cinta bukanlah satu-satunya alasan untuk kebahagian itu. Banyak hal yang harus dipertaruhkan demi sebuah kebahagiaan. Kebahagian itu bukan berarti tanpa air mata; melainkan kebahagian itu menjadikan setiap air mata aliran kebahagian tanpa ada penyesalan dikemudian hari.


No comments:

Post a Comment