Saturday, September 14, 2013

TERPANTUL KEMBALI


Belum lekang dari ingatan cerita ninabobo yg Ibunda dongengkan semasa aku kecil dulu, seperti biasa seraya bergelayut manja pada lengan di samping keteknya..ia kemudian menggendongku mendekapkan kepalaku kedadanya dan aku semakin sadar bahwa Ibunda begitu mencintaiku sembari mengusap-usap rambut di kepalaku dan ia mulai bercerita:
Pada zaman dulu kala, hiduplah di sebuah desa seorang ibu dn Putera semata wayangnya. Sepeninggal sang suami ke alam baka Ibu itu berjuang seorang diri membesarkan buah hatinya dn menjadi tulang punggung keluarga. Pada suatu kesempatan ibu menegur putranya yang masih kecil krn selalu melawan kalo d minta bantuan krn diomelin mulu dan dalam kemarahan yg besar, putranya itu meneriakinya, katanya, "Saya benci kamu!" Ia berlari keluar rumah dan masuk ke dalam hutan. Ia kemudian berdiri di sebuah bukit dan berteriak sekencang-kencangnya ke dalam hutan, "Aku benci padamu. Aku benci padamu. "AKU BENCI PADAMU." Tidak berselang lama ia mendengar suatu suara (gema suaranya sendiri) berseru kembali kepadanya, "AKU BENCI PADAMU". Aku benci padamu. Aku benci padamu."
Hal itu mengagetkannya. Maka ia berlari kembali kepada Ibunya dan berkata, "Mama, ada seorang pria jahat di hutan, yang berteriak, 'Aku benci padamu.'" Ibunya tersenyum kemudian berkata padanya "Marilah kita pergi dan melihatnya,"
Mereka berdua berdiri di bukit dan ibunya berkata, "Berteriaklah sekuat-kuatnya ke dalam pepohonan itu: "AKU CINTA PADAMU. Aku cinta padamu. Aku cinta padamu."
Suara itu kembali terdengar dengan keras dan jelas, "AKU CINTA PADAMU . Aku cinta padamu. Aku cinta padamu." Ketika tiba di pengujung cerita ini Aku sudah terlelap dlm tidur.....Ibu hanya tersenyum manis mencium keningku dn membaringkanku d tempat tidur...Masa yg indah...terkenang...sampe kapanpun. 

"ITULAH HIDUP," KATA SANG IBU. "HIDUP SELALU MEMPERLAKUKAN KITA SEBAGAIMANA KITA MEMPERLAKUKAN HIDUP. HIDUP ADALAH SEBUAH GEMA." KUMANDANGKANLAH CINTA KASIH SEKALIPUN PENDERTAAN MENYAYAT HATI..KRN SGALNYA INDAH PADA WAKTUNYA"

Diceritakan Kembali by Bernard Lamapaha

No comments:

Post a Comment