Sunday, February 2, 2014

Karena Kamu Aku Mengerti

Mengalun dalam harmonisasi menyentakkan segala rasa yang menaungi segenap jiwa. Alunan musik regea membahana merasuki setiap sentakan kaki dan goyangan pinggul semua gadis manis yang melantai.
Sejenak segala kepenatan hidup pergi mengalun seirama dengan harmonisasi alunan musik jiwa. Sejenak kepala ini terlepas dari segala beban kepenatan hidup. Itulah hidup selalu diwarnai dengan harubiru kebisingan yang terkadang membelenggu. Membelenggu karena kita belum bisa merelakan setiap pergulatan hidup ini pergi, kita belum bisa mendamaikan seluruh raga dan jiwa.
“Malam Bung” Aku dikagetkan oleh suara lembut yang berbisik disampingku.
“Malam  Nona” aku balik menyapa gadis manis nan cantik di sampingku.
Lanjutnya “boleh kenalan?” 
 “Boleh” jawabku.
“Siapa namanya?”Lanjutnya
 Jawabku “Bernard” sambil tersenyum
“Nona sendiri siapa namanya?” Lanjutku.
Dengan agak sempoyongan, dia merebahkan diri di kursi yang ada di sampingku, kemudian menjawab pertanyaanku dengan lembut , “Aku Tari.”
Dari aroma yg keluar dari mulutnya aku tahu bahwa gadis cantik ini sudah banyak menegak minuman.
“Ayo…mari melantai bersama aku…mari kita habiskan malam ini dengan bergembira bersama-sama” ajak gadis ini dengan senyuman indah penuh makna.
Dengan senang hati kuangkatkan ‘kedudukan’  kuraih tangannya melangkah untuk ‘melantai’. Malam ini memang menjadi miliku. Alunan irama musik regae serasa menghipnotis seluruh pengunjung tuk beradu goyangan pinggul dan sentakan kaki seirama alunan musiknya. Semua bergembira melepas sejenak segala kegundahan hati dan kepenatan setelah seharian bekerja. Segala beban ‘hanyut’ bersama meningkatnya kelenjar adrenalin yg ada dalam tubuh.
“Nad..” sapa Tari membuyarkan segala konsentrasiku mengikuti irama musik saat itu.
 “Kenapa Ri” jawabku
 “Kayanya kamu dah sering ke sini”
“ga..lah..sesekali kalo memang lagi pingin menghibur diri dan suasana hati” sambil tersenyum kujawab pertanyaannya.
“Oh gitu..soalnya aku liat kamu kenal sama beberapa crew di sini”
“He.e.e…..ia aku kenal beberapa di antara mereka. Mereka sahabat-sahabatku, dan untuk itu juga aku mau kesini karena ingin bercengkrama sama mereka, dah lama ga ketemu..itu juga satu alasan kenapa aku ke sini” jawabku.
Sambil mengimbangi irama musik yang mengalun kami berdua bersatu dalam irama musik yang satu ini, irama yang penuh damai. Setelah itu kami berdua kembali ke tempat duduk dan melanjutkan obrolan kami dengan penuh hangat. Obrolan lepas penuh canda dan tawa…obrolan penuh dengan guyonan-guyonan menarik yang menggelikan hati.
Tak berselang lama aku di kagetkan dengan suara tegas penuh wibawa, seorang pria dengan dandanan rapi ala pejabat, muncul di hadapan kami. Seketika itu juga Tari langsung bangun dan menghampirinya.
Aku ga tahu apa yang mereka bicarakan, setelah itu tari datang menghampiriku
Ujarnya, “Nad maaf…aku pamit duluan ya…makasi dah mau nemani aku..senang mengenalmu…sampe ketemu lagi”
“Sama-sama Ri, hati-hati di jalan” jawabku.
Kemudian Tari melangkah pergi…bergelayut manja dalam pelukan si Om.
Kini aku duduk sendiri meneguk sisa minuman yang masi tersisa. Aku hanya bisa menghela napas..senang bertemu dengannya, gadis belia, lugu dan cantik. Tapi sangat di sayangkan dia harus bekerja seperti itu, tapi itulah tuntutan hidup kita ga bisa menghakimi apa yang sudah dijalaninya. satu harapan semoga aja dia bahagia dan senang dengan apa yang sedang dia jalani, kalo pun ga suatu saat nanti dia bisa menemukan jalan yang terbaik.
Itulah hidup, apalagi hidup di kota seperti Jakarta yang menuntut gaya hidup, dan pola konsumtif yang begitu mendominasi. Siapa yang tidak kuat akan hanyut dimakan arus modernisasi. Untuk itulah dengan berbagai cara orang akan melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya, sekalipun hal itu melawan norma dan tatanan hidup keagamaan yang ada.
“Ahhhh...apalah urusanku dan siapalah diriku dimatanya” gumam hatiku.
Tapi satu yang pasti bahwa malam ini aku merasa damai, senang, dan bisa tertawa bersama Tari. Terlepas seperti apa kehidupannya, satu yang saya yakini bahwa Tari orangnya baik dan supel. Akan ku ingat selalu kebersamaan ini walau hanya sejenak tapi penuh makna.

By Bernard Lamapaha 
Jakarta; Minggu 2 Februari 2014

No comments:

Post a Comment