Saturday, August 27, 2016

DAUN KELOR DALAM LEGENDA DAN KHASIAT PENGOBATAN


Satu dengan Berbagai Nama.
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur.
Nama umum Indonesia: Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay
– Merunggai
– Kelor : Jawa, Sunda, Bali, Lampung
– Kerol : Buru
– Marangghi / Mronggih : Madura
– Moltong : Flores
– Kelo : Gorontalo
– Keloro : Bugis
– Kawano : Sumba
– Ongge : Bima
– Marungge : Kupang
– Hau fo : Timor-timor
Daun Kelor dalam  bebagai bahasa Dunia




Kelor Melegenda dan Menjadi Buah Bibir.
Mungkin cukup beralasan jika pohon yang satu ini dikatakan demikian karena dalam tradisi pengobatan kuno India (Ayurveda), daun kelor (Moringa oleifera) dianggap sakti karena bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam daftar obat kuno India kelor memang menduduki tempat istimewa karena bisa digunakan untuk menyembuhkan sekitar 300 penyakit. Hal ini dituturkan dari generasi yang satu kegenerasi yang lain sehingga sampai saat inipun kita masih bias merasakan manfaat dari tanaman perdu ini.
Kelor, pohon bertuah. Itulah pendapat sebagian masyarakat mengenai tanaman jenis perdu ini. Konon, Kelor mengandung kekuatan magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic) seseorang. "Caranya, pukul si empunya jimat dengan ranting Kelor. Pasti kesaktiannya luntur," ujar sumber yang mengaku cukup berpengalaman menghadapi penjahat yang memiliki ilmu hitam. Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon Kelor sering diburu orang untuk dijadikan jimat. "Paling bagus batang memiliki teras hitam yang disebut "galih kelor" karena bisa dijadikan pelengkap ilmu kanuragan. Pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam," lanjut dia. Namun, kata dia, jimat dari batang Kelor tidak baik bagi orang pemarah dan bertempramen panas.
Manfaat lain dari tanaman Kelor, kata dia, bisa dipakai mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi karena diganggu roh jahat. Cara mengobatinya dengan mengambil daun Kelor, lalu diremas dan dibalurkan di semua persendian sang pasien.
Terlepas dari benar atau tidak pendapat di atas, namun pasti tanaman Kelor cukup dikenal oleh sebagian masyarakat kita. Sehingga muncul Juga ungkapan "dunia tak selebar daun Kelor," disini tersirat bahwa tanaman ini kerap jadi buah bibir dalam percakapan sehari-hari.


Catatan Uji Klinis Tentang Kelor
Berbagai riset ilmiah untuk menguji khasiat kelor telah dilakukan sejak lama. Jed W Fahey, ahli biokimia nutrisi dari John Hopkin School of Medicine di Amerika Serikat pada tahun 2005 telah merangkum berbagai riset tentang khasiat kelor. Dalam Trees for Life Journal: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional, Theurapeutic, and Prophylactic Properties, Part 1, Jed W Fahey menyebutkan terdapat 169 riset yang melibatkan seluruh bagian tanaman kelor untuk kesehatan.
Salah satu riset yang tergolong istimewa dilakukan oleh Prazuk dan kawankawan dari Groupe d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques, Villeneuve St Georges di Perancis. Publikasinya di jurnal AIDS volume 7 pada 1993 itu menyebutkan peran daun tanaman kelor sebagai sumber nutrisi yang kaya protein dan mineral.
Nutrisi tanaman kelor terbukti dapat memicu sistem kekebalan tubuh alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina, Faso, Afrika Barat. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Kasolo JN dkk, membuktikan kelor mengandung zat fitokimia yang membuat tanaman mampu melakukan mekanisme pertahanan diri. Fitokimia yang dikandung, di antaranya tanin katekol, tanin galia, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon, alkaloid, dan gula pereduksi. Senyawa fitokimia ini telah diteliti dan mempunyai kemamapuan sebagai obat. Manfaatnya yaitu sebagai detoksifikasi dan pemurnian air, antibiotik, perawatan kulit, antiinflamasi, bisul, tekanan darah, diabetes, dan anemia.

Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr. Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus. Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga tikus mengidap diabetes. Jayeshree kemudian memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan tikus selama 35 hari secara oral. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Riset yang dilakukan oleh Aznin Ara dan tim dari Department of Pharmacy, Faculty of Science, University of Rajshahi, serta Department of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka, Bangladesh; juga membuktikan kemampuan kelor dalam menurunkan kolesterol. Ia membuktikan ekstrak daun kelor memiliki efek sebanding dengan atenolol (obat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler) dalam menurunkan kadar lemak dalam darah tikus. Selain itu, kadar gula darah serta bobot badan tikus percobaan juga ikut turun.
Uji klinis oleh Vanisha S Nambiar dan tim dari Department of Foods and Nutrition, A WHO Collaborating Center for Health Promotion serta Department of Botany, The Maharaja SayajiRao University of Baroda, India, pada 2009 memperkuat peran kelor sebagai agen hipokolesterolemik (penurun kolesterol). Mereka memberi 8 tablet daun kelor setara 4,6 g serbuk daun kelor per hari kepada 20 pasien hiperlipidemia selama 50 hari. Sementara itu, 20 pasien lain tidak diberi daun kelor dan diperlakukan sebagai kontrol. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol total pada pasien yang mengonsumsi tablet daun kelor turun rata-rata 3,14 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1,65 mg/dl.


Beberapa Cara Penyajian Kelor Sebagai Pengobatan
  1. Diabetes
  • Siapkan 1 gemgam daun kelor atau sekitar 10 - 15 gr.
  • Cuci dengan air hingga bersih, tanpa harus diremas-remas agar tetap segar.
  • Siapkan wadah terbuat dari tanah liat atau keramik untuk merebus. 
  • Masukan daun kelor dan air sebanyak 3 gelas, rebus hingga mendidih dan tersisa sekitar 1 gelas.
  • Tiriskan rebusan pertama tersebut hingga dingin, kemudian saring.
  • Tambahkan sisa rebusan pertama tadi dengan 3 gelas air, kemudian rebus kembali hingga tersisa sekitar 1 gelas, setelah itu tiriskan dan saring.
  • Ulangi satu kali lagi pada sisa rebusan kedua. Perebusan dilakukan berulang agar senyawa yang terkandung dalam bahan herbal seluruhnya larut dalam air.
  • Campurkan ketiga hasil rebusan tersebut.
  • Minum air rebusan tersebut 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
  • Lakukan hingga 2-4 minggu. Jangan lupa tetap selalu berkonsultasi dan memeriksakan kondisi kesehatan dengan dokter.
2.    Hepatitis
•    Siapkan 1 gemgam daun kelor atau sekitar 10 - 15 gr.
•    Cuci dengan air hingga bersih, tanpa harus diremas-remas agar tetap segar.
•    Siapkan wadah terbuat dari tanah liat atau keramik untuk merebus.
•    Masukan daun kelor dan air sebanyak 3 gelas (600 ml)
•    Rebus hingga mendidih selama 15 menit.
•    Tiriskan rebusan pertama tersebut hingga dingin, kemudian saring untuk memisahkan air rebusan dengan ampas daun kelor.
•    Untuk mengurangi rasa pahit dapat ditambahkan madu dan sedikit garam.
•    Minum air rebusan tersebut 2 - 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
•    Lakukan hingga 2-4 minggu.
3.    Rematik

•    Siapkan bahan seperti, Daun Kelor 2 - 3 tangkai, dan Kapur Sirih 1/2 sendok makan.
•    Cuci daun kelor hingga bersih, tidak perlu diremas-remas.
•    Campur kedua bahan tersbut, kemudian tumbuk hingga halus.
•    Aduk merata sampai menjadi seperti pasta.
•    Balurkan pasta tersebut pada bagian yang terasa nyeri, sambil digosok-gosok seperti membalurkan obat gosok.
•    Ulangi setiap hari hingga hari ke 3.
4.    Tumor, kangker dan peradangan atau infeksi dengan merebus 3 tangkai pada segelas air setelah itu minum airnya hangat hangat.
5.    Sakit Mata. Tumbuk halus tiga gagang daun kelor dan diberi air satu gelas, aduk sampai merata, diamkan sampai ampasnya mengendap dan gunakan airnya sebagai tetes mata.
6.    Cacingan. Rebus tiga gagang daun kelor, satu gagang daun cabai, 1-2 batang meniran dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas, saring rebusan air tersebut dan diminum rutin setiap hari.
7.    Alergi. Rebus tiga gagang daun kelor, satu siung bawang merah, adas pulasari secukupnya tambahkan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal dua gelas, kemudian disaring dan minum rutin setiap hari.
8.    Herpes,Kurap dan Luka Bernanah. Tujuh gagang daun kelor ditumbuk sampai halus dan tempelkan ke bagian yang luka sebagai obat luar.
9.    Menghilangkan Flek Wajah. Pilih beberapa lembar daun kelor yang masih muda, ditumbuk sehalus mungkin dan gunakan sebagai bedak atau dicampur dengan bedak.
10.    Penghancur Batu Ginjal. Daun kelor dibuat sayur bening, dimakan rutin setiap hari selama kurang lebih satu bulan, batu ginjal akan luruh dan keluar bersama air kencing.

11.    Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
12.    Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
13.    Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
14.    Untuk pasca setrok, berdasar pengalaman kami melakukan therapi untuk pemijatan dari ramuan daun 3 gagang, batang serta kulit 3 batang, akar kelor 3 batang, ditambah dengan jahe merah, kencur dan asam jawa, semua ditumbuk halus dan dicampur sedikit air panas, Lebih baik juga ditambah minyak zaitun. Baru dioleskan dibagian yang sakit dan pada titik syaraf tertentu.
15.    Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring dan diminum.
16.    Untuk gegar otak, pasca operasi gegar otak karena kecelakaan, kami pernah memberikan beberapa pasien setelah dioperasi dan dibantu dengan cara sbb
Bahan: 3 gagang daun kelor, daun binahong 7 lembar, kunir putih 3 ibu jari diris tipis-tipis
Cara Membuat: Daun kelor dan bahan lainnya dimasak dengan 3 gelas air sampai mendidih dan disaring. Jadikan 2 bagian untuk diminum pagi dan sore, campurkan setiap minum dengan madu hitam yang asli dan diaduk sampai merata. Lakukan setiap hari
17.    Hipertensi dan atau setrok,
carilah benalu kelor ambil daunnya bila besar 3 lembar kalau kecil 7 lembar, 3 gagang daun kelor, 3 siung bawang putih di iris tipis, daun sambiloto 11 lembar, direbus jadi 1 dengan 3 gelas air aqua, saring diminum 3 kali sehari dengan 1 sendok madu hitam.


Manfaat Non Medis

  •  Penjernih Air
    Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji Kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa. Di beberapa negara, pemanfaatanKelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik dan bahan bakar terbarukan. Terbetik informasi, beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka perkebunan Kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan. (SERASI diolah dari berbagai sumber).
    Membuat Bahan Penjernih Air dari Serbuk Biji Tanaman Kelor
    1. Biarkan biji Kelor matang/tua di pohon, dan baru dipanen setelah benar-benar setelah kering. Pisahkan sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang "terbang" ke mana-mana.
    2. Biji yang sudah tak berkulit itu kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga menjadi bubuk biji Kelor (Moringa). Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya.
    3. Untuk menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jeriken), perlu bubuk biji Kelor sebanyak 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 mililiter). Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Lalu, letakkan pasta itu ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
    4. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor itu melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.

    Catatan:
    Menurut hasil penelitian, proses penjernihan dan pembersihan air dengan serbuk biji Kelor mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel-partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat.
    Namun beberapa mikroba patogen masih berpeluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat. Karena itu, sangat ideal bagi kebutuhan air minum perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.
     

    Doc: Dari berbagai Sumber
    Semoga bermanfaat
    Salam Sehat
    Keyakinan dan kemauan yang kuat untuk sembuh adalah modal utama.
     

     




2 comments:

  1. ituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya

    Situs Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
    - Sportsbook Terlengkap
    • Sepak Bola
    • BasketBall
    • Esports
    • Dan Lainnya

    Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
    => Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
    => Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.

    Deposit Bisa Melalui :
    => Via Bank Lokal Indonesia.
    => Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.

    • Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
    • Proses Deposit & Withdraw Tercepat

    Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
    - LINE : itubola757
    - WHATSAPP : +85517696120
    - LIVE CHAT : ituBola

    ReplyDelete
  2. Wah ini menambah wawasan saya, terima kasih

    Kuota Internet

    ReplyDelete